Makna Sesungguhnya dari Sebuah Hadiah


Hari wisuda tinggal menghitung hari lagi dan sebentar lagi Andi akan menuai jerih payahnya selama ini dibangku kuliah akan segera berakhir. Dan selama beberapa bulan terakhir, dia selalu membayangkan ayahnya akan membelikan dia mobil sport yang dia liat beberapa bulan yang lalu disebuah showroom. Dia yakin ayahnya akan membelikan mobil itu untuk dia, karena dia adalah anak satu-satunya dan ayahnya sangat saying padanya.

Hari yang dinanti Andi akhrinya datang. Andi telah resmi menjadi sarjana. Dengan penuh rasa bangga, dia datang kepada sang ayah untuk menerima hadiah yang dia idam-idamkan. Dengan tersenyum dan berlinang air mata, sang ayah memberikan sebuah bingkisan untuk Andi. Dengan penh gairah, Andi membuka bingkisan itu. Namun, seketika raut wajahnya berubah menjadi marah dan kesal. Ternyata bingkisan itu  berisi Kitab Suci yang bersampulkan kulit asli dengan ukiran indah namanya dengan tinta emas.

Dengan penuh amarah dan kesal, Andi berteriak kepada ayahnya, “ Jika memang ayah sangat mencintai saya, mengapa ayah belikan hanya kitab suci ini untukku ? ” Lalu dia membanting Kitab Suci itu dan lari meninggalkan ayahnya. Sang ayah hanya diam membisu ditengah suasana wisuda yang berlangsung.

Sejak kejadian memilukan itu, Andi pergi meninggalkan sang ayah dan tak pernah menghubungi dia. Sang ayah sangat ingin bertemu dengan dia dan ingin meyakinkan dia bahwa sang ayah amat mengasihinya. Terkadang Andi pun merasakan hal yang sama, namun terhalang oleh tapi sakit hati dan dendam akibat kejadian itu.

Hingga suatu hari, ketika Andi telah seorang pengusaha sukses sedang bekerja diruangnya, tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi dan dia mendapatkan kabar kalau ayahnya sudah meninggal beberapa hari yang lalu. Dan sebelum kepergian ayahnya, sang ayah mewariskan semua hartanya kepada dirinya. Tanpa sadar, air mata menetes dari kedua mata Andi dan dengan tergesah-gesah dia kembali kerumah ayahnya.

Saat dia sampai dirumah, bayang-bayangan masa lalunya menghampiri pikirannya. Dia teringat masa-masa indah bersama ayahnya, dimana ayahnya begitu sabar dalam membesarkan dirinya dan begitu sangat menyayangi dia. Ketika dia berjalan menyusuri setiap sudut rumahnya, tanpa sengaja dia menumkan Kitab Suci pemberian ayahnya yang dia buang dulu. Dengan airmata berlinang, Andi mengambil Kitab Suci itu, dan membukanya. Di halaman pertama Kitab Suci itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan Tuhan Maha Kaya dari segala apa yang ada di dunia ini”

Dan ketika dia sedang membaca tulisan ayahnya tersebut, sebuah bingkisan kecil jatuh dan Andi pun memungutnya. Dia pun membuka dan melihat isi dari bingkisan tersbut. Andi pun tersungkur dan menangis sejadi-jadinya ketika melihat isi dari bingkisan tersebut. Ternyata didalamnya terdapat sebuah kunci mobil sport yang dia indamkan berserta dengan surat-surat kendaraan yang beratas namakan dirinya. Dan ternyata ayahnya telah mempersiapkan itu semua sehari sebelum Andi diwisuda dan ingin menjadikannya sebuah kejutan yang tak terlupakan.


Apa yang Andi lakukan terhadap ayahnya sering kita lakukan terhadap orang-orang yang menyayangi kita dengan tulus. Hanya karena kita tidak mendapatkan apa yang kita harapkan, kita sering memaki, menghina bahkan membenci serta menaruh dendam pada mereka tanpa menyadari bahwa mereka telah menyiapkan sesuatu yang jauh ebih berharga dari apa yang kita bayangkan. Dan ketika kita menyadari semua itu, hanya penyesalan yang akan menguasai hati dan pikiran kita. Jadi, jangan pernah menilai suatu pemberian itu hanya dari luarnya saja, tapi kita harus memahami makna sesungguhnya dari pemberian tersebut. Emas memang harta yang paling berharga dimuka bumi ini, namun apakah segunung emas bisa mengobati rasa penyesalan?
Previous
Next Post »
Hak Cipta Dilindungi Oleh TUHAN YANG MAHA ESA. Diberdayakan oleh Blogger.