Berjalan dalam Kematian


Hiduplah seorang kaya raya yang begitu angkuh dan sombong akan kekayaannya. Dia selalu memamerkan kekayaannya dan juga sering meremehkan orang lain. Dia merasa paling sempurna dan tiada yang bisa menandingi apa yang dia punya. Karena kekayaannya tersebut, tidak ada seorang pun yang berani menegur atau melawan apa yang dia ucapkan.Suatu ketika, ketika si kaya sedang berjalan-jalan, tiba-tiba ada seorang pengemis tua yang kurus kering datang menghampirinya. Si pengemis meminta belas kasihan kepada si kaya untuk memberikannya sedikit uangnya karena dia belum makan selama 2 hari.Si kaya merasa sangat marah dan menendang si pengemis hingga jatuh tersungkur.

Si pengemis yang terseungkur itu pun menangis dan bersumpah kepada si kaya “ Tuan, karena kekayaanmu kau akan mati.” Si kaya yang mendengar perkataan si pengemis hanya tertawa dan meludahi si pengemis. Keesokan harinya, tiba-tiba hujan deras datang dan dengan cepat membuat banjir yang mulai menenggelamkan rumah-rumah. Semua orang yang mengetahui hal itu, langsung dengan cepat mengungsi. Namun, cuman satu orang yang tidak mengungsi, yaitu si kaya. Si kaya amat mencintai hartanya dan tetap tinggal di rumahnya dan akhirnya karena kebodohannya itu, banjir pun membunuhnya.


Kesombongan, keangkuhan, ketamakan dan keserakahan selalu melingkupi hidup kita. Kita selalu merasa yang paling hebat dan sempurna seperti si kaya yang selalu meremehkan yang lain. Ingat hidup ini punya masa dan waktu yang terus berputar seperti kincir angin yang ketika tidak ada angin yang meniupnya, kincir angin tersebut akan terdiam dan tidak bergerak. Hiduplah seperti engkau akan mati, karena ketika kita menanamkan itu dalam diri kita, kita akan selalu melakukan yang sebaik mungkin dan tidak ada cela untuk melakukan hal negatif
Previous
Next Post »
Hak Cipta Dilindungi Oleh TUHAN YANG MAHA ESA. Diberdayakan oleh Blogger.