Mungkin sering dari kita mendegar Hari Raya Nyepi. Namun apa sih
sebenarnya itu? Seperti apa Hari Raya Nyepi tersebut? Hari Raya Nyepi merupakan
perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan
penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti
perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi.
Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk
pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk
rumah sakit.Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang
Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam
manusia/microcosmos) dan BhuanaAgung/macrocosmos (alam
semesta).
Ritual Melasti |
Sebelum menyambut Hari Raya Nyepi, Umat Hindu melakukan
upacara Melasti (Melis/Mekiyis) atau melakukan Penyucian tiga atau dua hari
sebelum Nyepi. Pada hari tersebut, segala sarana persembahyangan yang ada di
Tempat peribadahtan atau Pura diarak ke pantai atau danau, karena laut atau
danau adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa menyucikan segala leteh (kotor)
di dalam diri manusia dan alam.
Kegiatan berikutnya tilem sasih kesanga yaitu semua
umat Hindu melaksanakan upacara Buta
Yadnya di segala tingkatan masyarakat, mulai dari masing-masing
keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan seterusnya, dengan mengambil salah satu
dari jenis-jenis caru (semacam sesajian)
menurut kemampuannya. Buta Yadnya itu
masing-masing bernama Pañca Sata (kecil), Pañca Sanak(sedang), dan Tawur Agung (besar). Tawur atau
pecaruan sendiri merupakan penyucian/pemarisuda Buta Kala, dan segala leteh (kekotoran) diharapkan sirna
semuanya. Caru yang
dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri dari nasi manca (lima) warna
berjumlah 9 tanding/paket
beserta lauk pauknya, seperti ayam brumbun (berwarna-warni)
disertai tetabuhan arak/tuak. Buta Yadnya ini ditujukan kepada
Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak
mengganggu umat.
Mecaru diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur,
mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan
dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga
bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari
lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Khusus di Bali, pengrupukan biasanya dimeriahkan
dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak
keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Buta
Kala dari lingkungan sekitar.
Pawai Ogoh-ogoh |
Dan pada puncak ritual Hari Raya Nyepi suasana berubah
menjadi begitu sepi dan hening. Tidak ada kesibukan aktivitas seperti biasa. Umat
Hidu melaksanakn ritual "Catur Brata" Penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak
menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak
mendengarkan hiburan). Serta bagi yang mampu juga melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadhi.
Hari Raya Nyepi bertujuan untuk memulai hidup baru
dalam tahun baru Caka , sehingga semua yang dilakukan berawal dari tidak
ada,suci dan bersih. Tiap orang berilmu (sang
wruhing tattwa jñana) melaksanakan brata (pengekangan hawa nafsu), yoga
(menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan)), tapa (latihan ketahanan
menderita), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang tujuan akhirnya adalah
kesucian lahir batin). Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu agar
memiliki kesiapan batin untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan pada tahun
yang baru.
Dan bagian terakhir perayaan Tahun Baru Saka adalah
hari Ngembak Geni yang
jatuh pada "pinanggal ping kalih" (tanggal 2) sasih kedasa (bulan X).
Pada hari ini Tahun Baru Saka tersebut memasuki hari ke dua. Umat Hindu
melakukan Dharma Shanti dengan keluarga besar dan tetangga, mengucap syukur dan
saling maaf memaafkan (ksama)
satu sama lain, untuk memulai lembaran tahun baru yang bersih. Inti Dharma
Santi adalah filsafat Tattwamasi yang memandang bahwa semua manusia di seluruh
penjuru bumi sebagai ciptaan Ida Sanghyang Widhi Wasa hendaknya saling
menyayangi satu dengan yang lain, memaafkan segala kesalahan dan kekeliruan.
Hidup di dalam kerukunan dan damai.
ConversionConversion EmoticonEmoticon