Entah apa yang dipikirkan Tuhan, mungkin dia ingin aku menjauh darinya atau mungkin dia ingin aku cepat menghadap dirinya? Belum pernah kutemui masalah kecil yang serunyam ini hingga membuatku tak selera untuk hidup. Mungkin belum cukup hinaan dan cacian yang kuterima selama ini bagi Dia. Mungkin juga aku sudah tidak layak dihadapannya.
Hidup serasa ingin mati,jadi untuk apa hidup ini? Ketika diri sudah berdoa dan berseru, tapi Tuhan hanya menutup telingannya rapat-rapat tanpa memberikan sedikit pun petunjuk. Mungkin Dia yang banyak disembah orang itu, sengaja membuat diri terjebak dalam lubang yang dalam. Mungkin Dia yang banyak disembah orang itu ingin melihat aku mati konyol dan pergi jauh dari hadapannya. Mungkin aku memang terlahir dengan kesemuan yang sangat menggelitik ini, dimana kemiskinan, kebodohan, hinaan, cacian, keputuasaan, kegagalan , dan semua keburukan yang ada menyatu dengan sempurna seperti gula dan air yang saling melengkapi. Setiap orang dalam tersenyum lepas ketika sedang bercanda dengan sahabatnya, tetapi aku? Teman saja tidak punya, apalagi sahabat. Hahahaha, aku hanya bisa tertawa melihat ironi dalam ironi didalam diri ini.
Ketika orang lain dapat meraih apa yang diinginkannya, aku hanya bersorak sebagai penonton dengan gegap gepita karena ya aku tau bahwa aku lahir dengan segala ironi yang ada, dimana segala sesuatunya dirancang agar aku gagal. Lucu memang ketika melihat kenyataan ini, karena yang rugi adalah Dia karena telah menciptakan saya yang sama sekali tidak berguna baginya. Tidak ada seorangpun didunia ini yang menganggap aku layak bahkan kedua orangtuaku sendiri. Selalu menjadi yang kedua bahkan terbelakang. Menjadi yang paling bodoh diantara yang bodoh. Menjadi yang paling tidak beruntung diantara yang paling tidak beruntung.
Setiap masalah yang mendera selalu menjadi semakin buruk dan semakin buruk dan selalu menjadi bayang-bayang didalam mimpi, bahkan disaat tertawa pun aku tidak bisa menikmatinya karena ketidakberatian hidup ini selalu saja menjadi momok yang menakutkan. Mungkin sudah saatnya Dia memusnakan aku secara perlahan dengan berbagai masalah yang Dia tahu aku tidak bisa menghadapinya. Mungkin Dia juga jijik dan najis mengambil nyawa ini dengan tanganNya yang kudus sehingga Dia sengaja menset semua masalah yang ada dengan sempurna.
Dengan begitu,aku dapat mencabut nyawa ini sendiri dan membuat dia berbahagia karena menyingkirkan orang yang tidak berguna seperti saya. Terimakasih ya Tuhan atas kebaikanmu itu, atas semua penderitaan ini sehingga aku sadar memang aku hanya seperti kotoran dihadapanmu. Aku tak layak menuntut karena aku bukan siapa-siapa dimatamu. Maaf jika aku merasa berhak meminta padamu. Terimaksih sekali lagi terimakasih atas semua ini. Sebentar lagi aku akan pergi dari hadapanMu kok Tuhan tenang saja karena aku memang dirancang oleh tanganMu yang kudus untuk itu.
Hidup serasa ingin mati,jadi untuk apa hidup ini? Ketika diri sudah berdoa dan berseru, tapi Tuhan hanya menutup telingannya rapat-rapat tanpa memberikan sedikit pun petunjuk. Mungkin Dia yang banyak disembah orang itu, sengaja membuat diri terjebak dalam lubang yang dalam. Mungkin Dia yang banyak disembah orang itu ingin melihat aku mati konyol dan pergi jauh dari hadapannya. Mungkin aku memang terlahir dengan kesemuan yang sangat menggelitik ini, dimana kemiskinan, kebodohan, hinaan, cacian, keputuasaan, kegagalan , dan semua keburukan yang ada menyatu dengan sempurna seperti gula dan air yang saling melengkapi. Setiap orang dalam tersenyum lepas ketika sedang bercanda dengan sahabatnya, tetapi aku? Teman saja tidak punya, apalagi sahabat. Hahahaha, aku hanya bisa tertawa melihat ironi dalam ironi didalam diri ini.
Ketika orang lain dapat meraih apa yang diinginkannya, aku hanya bersorak sebagai penonton dengan gegap gepita karena ya aku tau bahwa aku lahir dengan segala ironi yang ada, dimana segala sesuatunya dirancang agar aku gagal. Lucu memang ketika melihat kenyataan ini, karena yang rugi adalah Dia karena telah menciptakan saya yang sama sekali tidak berguna baginya. Tidak ada seorangpun didunia ini yang menganggap aku layak bahkan kedua orangtuaku sendiri. Selalu menjadi yang kedua bahkan terbelakang. Menjadi yang paling bodoh diantara yang bodoh. Menjadi yang paling tidak beruntung diantara yang paling tidak beruntung.
Setiap masalah yang mendera selalu menjadi semakin buruk dan semakin buruk dan selalu menjadi bayang-bayang didalam mimpi, bahkan disaat tertawa pun aku tidak bisa menikmatinya karena ketidakberatian hidup ini selalu saja menjadi momok yang menakutkan. Mungkin sudah saatnya Dia memusnakan aku secara perlahan dengan berbagai masalah yang Dia tahu aku tidak bisa menghadapinya. Mungkin Dia juga jijik dan najis mengambil nyawa ini dengan tanganNya yang kudus sehingga Dia sengaja menset semua masalah yang ada dengan sempurna.
Dengan begitu,aku dapat mencabut nyawa ini sendiri dan membuat dia berbahagia karena menyingkirkan orang yang tidak berguna seperti saya. Terimakasih ya Tuhan atas kebaikanmu itu, atas semua penderitaan ini sehingga aku sadar memang aku hanya seperti kotoran dihadapanmu. Aku tak layak menuntut karena aku bukan siapa-siapa dimatamu. Maaf jika aku merasa berhak meminta padamu. Terimaksih sekali lagi terimakasih atas semua ini. Sebentar lagi aku akan pergi dari hadapanMu kok Tuhan tenang saja karena aku memang dirancang oleh tanganMu yang kudus untuk itu.
ConversionConversion EmoticonEmoticon